Salah satu program diet paling efektif!
Defisit kalori merupakan salah satu cara diet yang cukup efektif untuk menurunkan berat badan dengan membakar lemak dan kalori yang tersimpan di tubuh. Kalori diperoleh dari makanan yang dikonsumsi dan diubah sebagai energi. Energi ini digunakan oleh tubuh untuk mendukung sistem kerja dan fungsi organ agar berjalan optimal.
Untuk dapat menjalankan aktivitas sehari-hari, manusia membutuhkan pasokan kalori dengan jumlah tertentu yang berbeda-beda bagi setiap individu. Perbedaan jumlah kalori yang dibutuhkan sangat bergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan, gaya hidup, dan jenis aktivitas harian yang dilakukan. Misalnya, untuk pria dewasa rata-rata membutuhkan sekitar 2000-3000 kalori per hari. Sedangkan wanita membutuhkan kira-kira 1.600-2200 kalori per hari.
Namun, konsumsi kalori yang melebihi kebutuhan aktivitas harian, tidak akan diubah sebagai energi oleh sistem metabolisme. Sisa kalori ini justru akan disimpan sebagai cadangan lemak di tubuh.
Banyaknya jumlah kalori yang masuk dibanding jumlah kalori yang dibakar, membuat sisa kalori ini disimpan di tubuh sebagai lemak. Sisa kalori yang tertimbun tentunya dapat dibakar kembali sebagai sumber energi dengan cara defisit kalori.
Proses defisit kalori dimulai dari pembatasan jumlah kalori yang masuk ke tubuh. Terbatasnya cadangan kalori, membuat tubuh mencari sumber energi lain dengan membakar lemak yang selama ini tersimpan di beberapa bagian tubuh seperti di paha, betis, lengan, perut, atau bagian lainnya.
Oleh sebab itu, metode defisit kalori sangat umum dipakai dalam program-program diet. Cara ini sangat efektif untuk menurunkan berat badan sebab pembakaran kalori lebih banyak dibanding yang masuk ke tubuh.
Namun, saat melakukan defisit kalori, pastikan kamu sudah mengetahui jumlah kalori yang dibutuhkan untuk dapat mencukupi aktivitas harian dan gaya hidup, sesuai dengan jenis kelamin dan usia.
Untuk itu, kamu perlu menghitung berapa kebutuhan kalori harian dan berapa jumlah kalori yang harus dibatasi.
1. Basal metabolic rate (BMR)
BMR atau angka metabolisme basal adalah perkiraan jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh saat tidak ada aktivitas harian atau dalam sedang dalam mode istirahat. Rumus yang digunakan untuk menghitung BMR adalah rumus Harris Benedict:
Pria = 66,5 + (13,7 × berat badan dalam satuan kg) + (5 × tinggi badan dalam satuan cm) – (6,8 × usia)
Wanita = 655 + (9,6 × berat badan dalam satuan kg) + (1,8 × tinggi badan dalam satuan cm) – (4,7 × usia)
Contoh menghitung BMR:
Jenis kelamin: wanita
Usia: 30 tahun
Berat badan: 60 kg
Tinggi badan: 160 cm
Cara menghitung
BMR = 655 + (9,6 × berat badan dalam satuan kg) + (1,8 × tinggi badan dalam satuan cm) – (4,7 × usia)
BMR = 655 + (9,6 × 60) + (1,8 × 160) - (4,7 × 30)
BMR = 655 + 576 + 288 - 141
BMR = 1,378
Jadi, jumlah kalori BMR yang dibutuhkan oleh wanita tersebut adalah 1,378 kalori per hari
2. Total daily energy expenditure (TDEE)
TDEE adalah jumlah total kalori yang dibakar setiap harinya ketika melakukan aktivitas harian. Angka yang ditunjukkan oleh TDEE menginformasikan berapa banyak energi yang dibutuhkan oleh tubuh saat beraktivitas.
Rumus menghitung TDEE:
Sangat jarang olahraga: angka BMR × 1,2
Jarang olahraga (1-3 kali seminggu: angka BMR × 1,375
Cukup olahraga (3-5 kali per minggu): BMR x 1,55
Sering olahraga (6-7 kali per minggu): BMR x 1,725
Sangat sering olahraga (sekitar 2 kali dalam sehari): BMR x 1,9
Contoh menghitung TDEE
Kita bisa menggunakan profil wanita di atas kembali dengan angka BMR 1,378 kalori.
Jenis kelamin: wanita
Usia: 30 tahun
Berat badan: 60 kg
Tinggi badan: 160 cm
Aktivitas fisik: cukup olahraga
Cara menghitung
TDEE = BMR × 1,55
TDEE = 1,378 × 1,55 = 1,235.9
Jadi, kebutuhan kalori harian wanita tersebut saat beraktivitas adalah 1,235.9
3. Kebutuhan kalori basal (KKB)
Rumus perhitungan defisit kalori sesuai berat badan yang digunakan untuk menghitung jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh berdasarkan berat badan dan tinggi badan.
Sebelum menghitung KKB, silakan untuk menghitung berat badan ideal atau BBI terlebih dahulu untuk dapat dimasukkan ke dalam rumus KKB.
Rumus BBI:
BBI = (TB dalam satuan cm - 100) - (10% dari hasil TB -100)
Rumus KKB:
Pria = 30 kkal × BBI
Wanita = 25 kkal × BBI
Contoh menghitung KKB
Jenis kelamin: wanita
Tinggi: 160 cm.
BBI = (TB dalam satuan cm - 100) - (10% dari hasil TB -100)
BBI = (160 - 100) - (10% × (160-100))
BBI = 60 - (10% × 60)
BBI = 60 - 6 = 54 kg
Jadi, dengan BBI 54 kg maka KKB wanita tersebut dapat dihitung dengan cara berikut:
KKB Wanita = 25 kkal × BBI
KKB Wanita = 25 × 54
KKB Wanita = 1,350
Jadi, kebutuhan kalori wanita dengan tinggi badan 160 cm adalah sebanyak 1,350 kkal per hari dengan berat ideal sekitar 54 kg.
1. Kurangi asupan gula dan karbohidrat
Karbohidrat mengandung kalori yang cukup tinggi. Untuk itu, agar dapat menjalankan program diet defisit kalori, salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah mengurangi asupan karbohidrat.
Kamu juga bisa mengganti asupan karbohidrat sederhana (nasi putih) menjadi karbohidrat kompleks karena indeks glikemik yang lebih rendah. Karbohidrat kompleks juga kaya akan serat sehingga dapat membuatmu kenyang lebih lama. Contoh makanannya adalah: biji-bijian dan serelia seperti oat, gandum utuh, dan beras merah.
2. Konsumsi lebih banyak protein
Kamu juga dianjurkan untuk mengonsumsi lebih banyak asupan protein. Makanan yang merupakan sumber protein adalah daging-dagingan, ikan, dan telur.
3. Mengonsumsi buah dan sayur lebih sering
Buah dan sayur memiliki manfaat besar bagi tubuh karena mengandung zat gizi vitamin dan mineral yang banyak berperan dalam proses pemeliharaan kesehatan tubuh. Selain itu, buah dan sayur juga dapat melancarkan sistem pencernaan, mencegah sembelit, menjaga berat badan ideal, serta melindungi tubuh dari berbagai macam risiko penyakit seperti diabetes dan jantung.
4. Alih-alih menggoreng makanan, lebih baik dikukus atau direbus
Dibanding menggoreng, mengukus atau merebus makanan adalah cara yang lebih baik unuk menekan jumlah kalori yang masuk ke tubuh. Sebab, makanan yang dikukus atau direbus tidak mengalami proses oksidasi, yang menciptakan proses kimia yang dapat merusak sel tubuh. Bagian terpenting bagi para pejuang diet adalah, menggoreng makanan dapat meningkatkan jumlah lemak pada makanan yang menjadi penyebab obesitas.
Diet defisit kalori dapat dilakukan dengan cara membatasi asupan karbohidrat dan lemak yang mengandung kalori tinggi. Berikut Yummy App rekomendasikan beberapa menu makanan yang bisa kamu coba untuk mulai melaksanakan program defisit kalori.
Bahan utama:
Cara memasak:
Bahan utama:
Bahan bumbu:
Cara memasak:
Bahan utama:
Cara Memasak:
Bahan utama:
Bahan isian cakalang:
Cara memasak:
Bahan utama:
Cara memasak:
Bahan utama:
Cara memasak:
Bahan utama:
Bumbu halus:
Cara memasak:
1. Macam-macam kerupuk dan keripik
Meski kecil, namun satu kerupuk bisa mengandung hingga 150 kalori. Sementara untuk satu bungkus chips atau jenis keripik yang biasa dijumpai di minimarket, mengandung 800 hingga 1000 kalori.
2. Makanan cepat saji
Makanan cepat saji seperti pizza dan burger dikenal memiliki kalori yang cukup tinggi untuk satu porsinya, sehingga dapat memicu kenaikan berat badan. Untuk satu slice pizza misalnya, mengandung 270 kalori.
3. Gorengan
Ragam jenis gorengan seperti kentang goreng, pisang goreng, bakwan, hingga batagor yang merupakan camilan favorit banyak orang memiliki kalori yang cukup tinggi. Misalnya pisang goreng, per 100 gr pisang goreng memiliki 252 kalori, kentang goreng ukuran small memiliki 360 kalori, dan untuk batagor, per bijinya mengandung 58 kalori.
4. Makanan bersantan
Makanan berkuah santan memang sangat lekat dengan kehidupan kita orang Indonesia. Opor, gulai, nasi Padang, hingga dessert seperti kolak atau candil, semuanya memang menggiurkan. Tapi ada baiknya untuk menghindari atau mengurangi konsumsi menu ini saat sedang diet karena mengandung lemak yang tinggi.
5. Aneka makanan manis
Sudah pasti ragam dessert dan makanan manis masuk dalam kategori makanan yang sebaiknya kamu hindari saat diet. Makanan manis memiliki kalori dan gula yang sangat tinggi.
Untuk satu potong martabak saja, bisa mengandung hingga 900 kalori, terlebih jika menambahkan topping yang beragam. Selain martabak, makanan manis tinggi kalori lainnya yang seringkali kita konsumsi dan sebaiknya dihindari saat diet ada es krim dan kue ulang tahun.
6. Aneka minuman manis
Selain makanan manis, minuman manis seperti boba, minuman kemasan, dan juga soda juga harus dihindari. Kandungan gula yang tinggi pada minuman-minuman ini dapat memicu kenaikan berat badan dan obesitas.
7. Nasi goreng
Nasi goreng adalah menu sarapan favorit kebanyakan orang Indonesia. Namun, proses pengolahan nasi goreng menyebabkan nasi menyerap semua minyak yang menghasilkan kalori dan lemak yang tinggi.
8. Mi instan
Ini adalah menu favorit lainnya bagi kebanyakan orang. Sebelum mengonsumsi mi instan, coba cek informasi nilai gizi di balik kemasan. Kalori yang terdapat pada satu bungkusnya cukup tinggi. Mulai dikurangi, yuk.
9. Roti tawar putih
Roti tawar putih yang dipadukan dengan selai menjadi salah satu pilihan alternatif sarapan karena cukup praktis.Tetapi makanan ini sebaiknya kamu hindari saat diet. Kamu bisa mengganti roti tawar putih dengan roti gandum atau oats. Roti gandum lebih kaya serat dan akan membuatmu kenyang lebih lama.
10. Daging olahan
Makanan seperti kornet, sosis, nugget, ham, adalah contoh makanan dari daging olahan. Pada sosis ayam terdapat 172 kalori, kornet sapi 198 kalori, dan nugget ayam dengan 297 kalori.
Selain itu, proses pengolahan daging dilakukan dengan kurang tepat dan juga telah melalui proses pengeringan, fermentasi, atau pengalengan. Sehingga, nutrisi pada daging ikut berkurang.
Itulah informasi mengenai cara menghitung defisit kalori, contoh menu yang bisa kamu makan selama program ini, hingga jenis-jenis makanan yang sebaiknya dihindari karena tinggi kalori.
Selain melakukan defisit kalori, aktivitas fisik seperti olahraga angkat beban atau hanya jalan kaki 30 menit per hari juga dapat memengaruhi keberhasilan dietmu. Selamat menjalankan hidup sehat, ya!